Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA
Maryam Surabaya tahun ini terasa berbeda. Di tengah semangat menyambut siswa
baru, hadir narasumber nasional yang membakar semangat para pelajar untuk
menjauhi narkoba: Muchamad Arifin, Kabid Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme (FKPT) Jawa Timur.
Dengan tema yang menyentuh dan menggugah: “Rusaknya
Nurani Karena Narkoba: Mengapa Pecandu Rentan Menjadi Intoleran?”, Arifin
menyampaikan betapa berbahayanya narkoba tidak hanya bagi tubuh, tetapi juga
bagi nilai-nilai kemanusiaan dan sosial.
“Pecandu narkoba tidak hanya kehilangan kontrol atas
tubuh dan pikirannya, tapi juga nuraninya. Di sinilah awal tumbuhnya sikap
intoleran. Orang yang rusak akalnya, akan mudah bersikap kasar, curiga, bahkan
membenci perbedaan,” ujar Arifin yang juga dikenal sebagai motivator nasional
dalam pencegahan narkoba, Selasa (15/7/2025).
Menurutnya, langkah SMA Maryam Surabaya dalam
mengenalkan bahaya narkoba sejak dini adalah strategi cerdas menyelamatkan
generasi masa depan. Ia mengapresiasi inisiatif sekolah yang dipimpin oleh Luluk
Asfiyah, M.Pd tersebut, seraya mendorong sekolah lain melakukan hal serupa.
Paparan Arifin bukan sekadar ceramah biasa. Diselipi
yel-yel semangat: “Narkoba No… Prestasi Yes…”, para siswa tampak antusias dan
aktif mengikuti materi dari awal hingga akhir.
Namun suasana berubah hening ketika beberapa video
ditayangkan. Detik-detik seorang anak mengalami sakaw ditampilkan, membuat para
siswa terdiam, sebagian tampak menahan air mata. Ketika video tentang dampak
HIV-AIDS akibat penggunaan jarum suntik ditayangkan, para siswa spontan
berseru, “Astaghfirullahal ‘adzim…”
“Pencegahan narkoba tidak cukup hanya lewat spanduk
dan slogan. Harus ada edukasi yang menyentuh hati dan logika. Karena narkoba
adalah musuh generasi, dan kita harus melawannya bersama,” tegas Arifin, yang
pernah meraih predikat Penyaji Terbaik Nasional bidang Pencegahan Narkoba dari
BNN.
Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen
bersama oleh para siswa dan guru di atas papan deklarasi. Sebuah simbol nyata
bahwa SMA Maryam Surabaya siap menjadi zona bebas narkoba.
“Jika seluruh sekolah di Indonesia bergerak seperti
ini, maka Indonesia Darurat Narkoba bukan lagi ancaman, melainkan masa lalu,”
pungkas Arifin penuh harap.